BOGOR - Jumat lalu, dinas PUPR bersama dengan Pemerintahan Desa Limusnunggal bersama-sama datang ke tempat dimana banjir di bulan februari lalu terjadi, yakni di Kampung Lengkong RT 05/03 dan Kampung Bakom RT 05/05. Tujuan dari kedatangan team Dinas PUPR dan Staff Desa Limusnunggal yakni untuk meneliti keadaan kontur tanah, simulasi bagaimana banjir bisa terjadi, mengecek drainase dan aliran air, lalu melihat apa langkah kedepan yang harus dilakukan.
.jpg)
Menuntun dari kajian tim, banyak solusi yang bisa diajukan, namun untuk saat ini Biopori merupakan solusi terbaik untuk mengatasi banjir. Biopori memberikan daerah resapan air dengan volume yang banyak, lahan yang digunakan juga sangat kecil dikarenakan diameter lubang untuk membuat Biopori hanya 10-30cm dengan kedalaman 100cm atau lebih. Jadi, menimbang dari keterbatasan lahan dan berbagai hal lainnya, Biopori adalah solusi terbaik dan tahun depan direncanakan pembangunan Turap sebagai langkah berikutnya.
Banjir ini terjadi akibat luapan air dari sungai yang diakibatkan oleh curah hujan yang besar selama berhari-hari, sehingga sungai tidak bisa menahan debit air yang mengalir, hingga banjir terjadi pada tanggal 20 februari 2020 dini hari.
Mendengar kabar itu, kepala desa Limusnunggal, Galih Rakasiwi bersama Staff Desa, BPD, Babinsa, Binmaspol dan tenaga medis dari Puskesmas Cileungsi langsung meninjau masyarakat yang terkena dampak banjir. Berbagai bantuan dari pihak relawan juga di berikan kepada masyarakat, seperti komunitas Jumber (Jumat Berkah), Limusnunggal Peduli, Resos Sujuds Timur, Tabah, dan otpd berupa berbagai bahan pokok dan juga hal-hal akomodatif.
Dengan pembuatan Biopori ini, diharapkan dengan intensitas hujan yang mulai berkurang, hal itu bisa menyerap air hujan sampai pembangunan Turap dilakukan.
penulis:Arip Hendriyana)